Penyakit kuning pada bayi atau penyakit bayi kuning sebenarnya sudah bukan hal aneh lagi. Hal tersebut lantaran hal ini memang sudah sejak dulu ada dan hingga saat ini masih sering terjadi pada bayi baru lahir.
Dan secara umum penyakit kuning pada bayi yang dalam bahasa inggris disebut sebagai Infant Jaundice atau Newborn Jaundice ini juga tidak berbahaya dan dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Tapi memang, bagi pasangan muda yang baru menjadi orang tua dan melahirkan anak pertama terkadang menjadi panik ketika bayi kuning ini terjadi pada bayi mereka.
Oleh karena itulah pada kesempatan kali ini Tim BayiNesia akan membahas seputar penyakit kuning pada bayi ini termasuk penyebab bayi kuning, potensi bahaya, berapa lama bayi kuning sembuh dan juga cara mengatasi bayi kuning.
Table of Contents
Memahami Penyakit Kuning Pada Bayi
Apa itu penyakit kuning pada bayi atau yang biasa disebut sebagai bayi kuning ini? dalam dunia medis penyakit ini disebut sebagai ikterik neonatorum, yang ditandai dengan beberapa gejala seperti perubahan warna kulit, lidah, dan bagian putih mata bayi yang menguning.
Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin, pigmen kuning alami yang dihasilkan dari proses penghancuran sel darah merah, dalam darah bayi.
Penyebab Penyakit Bayi Kuning
Meski umum terjadi pada bayi baru lahir, penyakit bayi kuning dapat disebabkan oleh beberapa faktor spesifik seperti berikut ini:
- Penyakit Kuning Fisiologis: Kondisi ini terjadi akibat peningkatan bilirubin yang normal pada bayi baru lahir karena fungsi hati belum optimal.
- Inkompabilitas ABO dan Rhesus: Ketidakcocokan golongan darah dan resus ibu dengan bayi dapat memicu reaksi kekebalan tubuh yang meningkatkan bilirubin.
- Infeksi Virus atau Bakteri: Infeksi selama kehamilan atau setelah kelahiran dapat menyebabkan peningkatan produksi bilirubin.
- Sepsis pada Bayi: Infeksi berat dalam aliran darah bayi juga dapat meningkatkan kadar bilirubin.
- Perdarahan Internal: Perdarahan di dalam tubuh bayi, seperti pada otak atau perut, dapat menyebabkan peningkatan penghancuran sel darah merah dan bilirubin.
- Kerusakan Organ Hati: Kondisi ini dapat menghambat proses penyaringan bilirubin oleh hati.
- Kekurangan Enzim Tertentu: Kekurangan enzim seperti G6PD dapat memicu penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
- Masalah Sistem Pencernaan: Gangguan seperti atresia bilier dapat menghambat pembuangan bilirubin melalui saluran usus.
Selain itu, bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan kurangnya asupan ASI juga berisiko lebih tinggi mengalami bayi kuning.
Ciri-ciri Bayi Kuning Yang Berbahaya
Salah satu tanda bayi kuning yang normal adalah muncul 2-3 hari setelah kelahiran dan dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.
Namun meskipun sangat jarang terjadi, ternyata ada juga potensi bahaya bayi kuning yang perlu diwaspadai oleh setiap orang tua yang sedang merawat bayi baru lahir.
Berikut adalah ciri-ciri bayi kuning yang berbahaya:
- Munculnya gejala dalam waktu kurang dari 24 jam setelah dilahirkan
- Kondisi tidak membaik setelah 2 minggu
- Peningkatan kadar bilirubin yang cepat, lebih dari 5 mg/dL
- Urine berwarna kuning pekat
- Tinja berwarna pucat
- Telapak tangan dan kaki menguning
Tabel Klasifikasi Bayi Kuning Normal dan Tidak Normal
Bayi Kuning Normal | Bayi Kuning Tidak Nornal |
---|---|
Timbul pada hari ke-2 atau ke-3, tampak jelas pada hari ke-5 hingga ke-6, dan menghilang pada hari ke-14. | Kuning terjadi sebelum umur 24 jam dan bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau 14 hari pada bayi kurang bulan. |
Bayi tampak biasa, minum baik, dan berat badan naik. | Biasanya disertai tanda-tanda adanya penyakit seperti suhu tubuh bayi tidak stabil, malas menyusu, muntah, penurunan berat badan cepat, sesak nafas, gagal nafas, dan penurunan kesadaran. |
Pencegahan dan Cara Mengatasi Bayi Kuning
Penyakit kuning pada bayi bisa dicegah dan diatasi dengan cara mencegah kenaikan bilirubin dengan memberikan asupan ASI atau susu formula untuk bayi 0-6 bulan yang cukup.
Cara ini sudah termasuk cara menurunkan kuning bayi dengan cepat secara alami tanpa harus menghubungi dokter.
- Bayi yang mengonsumsi ASI harus menyusu 8-12 kali dalam sehari selama beberapa hari pertama kehidupannya.
- Bayi yang mengonsumsi susu formula harus diberikan 30-60 ml susu setiap 2-3 jam sekali selama minggu pertama setelah dilahirkan.
Asupan yang cukup membantu mengeluarkan kelebihan bilirubin melalui tinja. Selain itu, menjemur bayi di pagi hari antara jam 7-8 selama 30 menit dengan badan terbuka, menggunakan penutup mata dan popok (untuk bayi laki-laki), juga dapat membantu.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Jika bayi Anda terkena penyakit bayi kuning ini, kapan saat yang tepat untuk menghubungi dokter anak?
Meski bayi kuning umumnya tidak berbahaya, pemantauan berkelanjutan tetap diperlukan. Periksakan kondisi bayi secara berkala, terutama di bagian putih bola mata dan kulit, sebanyak 2 kali sehari untuk melihat apakah kondisinya sudah kembali normal atau justru bertambah parah.
Jika kondisi bayi kuning tidak membaik setelah 10-14 hari, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Perawatan yang cepat dan tepat akan menurunkan risiko bayi yang terkena sakit kuning mengalami kerusakan otak permanen.
Selain itu, hubungi dokter jika bayi menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan seperti bagian putih mata, dada, tangan, dan kaki terlihat kuning; bayi tidak mau menyusu; bayi tampak lesu atau sakit; bayi sulit mengalami kenaikan berat badan; atau tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan.
Kesimpulan
Dengan memahami seluk-beluk penyakit bayi kuning, Anda dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan si kecil dengan cara mencegahnya sejak awal atau dengan beberapa cara mudah yang bisa langsung Anda lakukan tanpa harus menghubungi dokter.
Sumber referensi:
- Infant Jaundice: Mayoclinic.
- Understanding Newborn Jaundice: Healthline.
- All images in this article: Freepik.
Baca juga: